Thursday, April 28, 2022

Dibalik Hari Esok

  Kehidupan memang jadi misteri jika belum terlewati, hari kemarin adalah Serory, hari ini adalah anugrah, dan hari esok adalah mistory.

 Ada seseorang yang hidup dalam keadaan takut untuk hari esok, ia bukan ahli ibadah mungkin ia pendosa. Namun entah apa di setiap hidupnya selalu gelisah dalam pikirannya "bagaimana ya kalau Aku mati besok, sedangkan ibadah aja ku lupakan"

 Dia selalu berjalan hidup malas-malasan selalu acuh terhadap waktu, padahal ia tahu bahwa waktu sangat berharga walau gratis, tapi sekali kehilangan tidak akan bisa mengulang kembali.

 Sekali dilihatkan kepada perkara kematian , bahwa mati tak harus tuwa dan tak harus sakit. Karena mati takdir Allah SWT yang tak bisa diganggu gugat, bahwa yang hidup akan mati. Ia diperlihatkan kejadian kecelakaan di depan matanya yang menjadikan orang mati seketika mungkin ia lagi rencana akan dunia sedangkan kematian sudah di catat saat itu dan mati tanpa permisi.

 Ia pun terkadang tersadar dan merasa takut melihat kejadian seperti itu, namun entah apa yang ia pikirkan iya masih saja tetap tidak berubah.

 Ia pun pernah melihat k jadian mengenaskan sebuah pohon besar tumbang di jalan Honggowongso depan kafe Am-Pm solo, seketika ada gadis pekerja kaffe mau pulang kerja tiba-tiba di jalan baru ngegas motor sekitar 5 meter tertimpa pohon yang sangat besar. Ia pun ikut menolong wanita itu terlihat tak ada luka nb luar tertimpa di motor dan punggungnya warga menolong gerbong dong royong , saat itu wanita itu pun masih meminta tolong , susah payah warga menggotong pohon itu, dan 

Bersambung



Sunday, April 3, 2022

Mencari Iman Yang Belum Datang

 Suatu hari ada seseorang yang jauh dari agama, bahkan sering meninggalkan sholat, kehidupan di jalani hanya untuk dunia, tak pernah memikirkan akhirat. Sering jalan-jalan dalam kehidupannya sampai melalaikan Allah, senang-senang tak memikirkan kematian. Lalu suatu hari di buatkan oleh Allah dengan kecelakaan terjatuh saat balap motor, motornya terpleset saat di tikungan dikarenakan ada air hujan. Lalu di bawa temannya kerumah sakit. di dalam ketidak sasarannya ia bermimpi di kubur dan di siksa. Lalu ia tersadar dan bertanya apa aku sudah mati, lalu temannya bilang " istighfar hi kawan ku, kamu tadi cuma pinsan karena terbentur aspal" tak lama kemudian ia bertanya " mengapa aku bisa disini, kenapa kaki aku sakit seperti ini" temannya menjawab " kamu terjatuh kaki kamu patah tulang, harus istirahat lama" iapun menangis dan menyebut nama Allah " ya Allah mengapa aku begini, ampuni aku ya Allah".
 
 Pagi hari nya ia dibawa pulang kerumahnya. Ibunya kaget bukan main melihat anaknya di bawa teman-teman Nya. Tak selang lama ibunya mengantar kami ke kamar nya , ia pun merasa kesakitan mungkin efek dari obatnya yang mulai habis. Tak selang lama aku pun pulang meninggalkan ia yang sedang kesakitan. 
  
 Keesokan harinya teman kerjanya satu tim dengan nya datang menjenguk ia, ia pun merasa malu dan diam saat di jenguk, biasanya riang gembira suka bercanda. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidurnya, rasanya kaya ada yang beda dari dirinya.
 
  Ia pernah bercerita pada ku disaat ia pinsan sat terjatuh dari motor katanya mimpi mati dan di siksa, aku bilang " mungkin itu pertanda bahwa selama ini perbuatan kita salah, kita harus berubah" ia pun mengiyakan apa yang ku katakan . Ia pun mulai sholat dengan cara berbaring di ajari ibunya. 

Satu bulan berlalu ia udahh buka perbedaan di kakinya terlihat ia pun mulai berjalan dengan sangga tingkat di ketiaknya, sekarang ia pun memang berbeda, tak seperti biasanya yang sering brcanda dan ceria, sekarang ia mulai mencari iman katanya, aku pun seneng melihatnya.
 
 Kerika ia telah sembuh ia mengajak ku jalan-jalan lagi, dalam benaku " katanya ia mau berubah kok ngajak jalan-jalan jauh lagi ya" ia udah persiapkan tas ransel besarnya biasa isinya tenda berarti ia akan mengajakmu 2-3 hari kalau begini , aku bertanya ke dia " mau kemana ni?" Ia menjawab " rahasia ntar kamu tau sendiri" kita pun berangkat sore sekitar jam 5 sore ternyata kita pergi ke arah selatan , di jalan ia berhenti karena azan magrib kita kemasjid di 

Rasa Kecewa Tak Mendapingi Ibu Saat Terakhirnya

Cerita ini saya tulis untuk kalian yang masih punya ayah ibu, jangan abaikan mereka sayangi sewakru engkau bisa dan mampu. usahakan jangan ...